Mewarnai tidak sekadar kegiatan yang menyenangkan untuk anak- anak. Namun, melalui mewarnai berbagai kemampuan dasar anak dilatih. Selain itu, orangtua atau guru bisa segera mengenali perubahan emosi, perasaan, dan keinginan anak.
Pakar bidang pendidikan dan pengembangan anak usia dini dari Fakultas Psikologi Universitas Airlangga, Nur Ainy Fardana Nawangsari, Kamis (25/3), menyebutkan berbagai manfaat kegiatan mewarnai untuk anak. Pertama, kegiatan ini merangsang kemampuan kognisi anak tentang konsep dan perbedaan warna. Kemampuan anak untuk menuangkan imajinasi dalam berbagai warna juga distimulasi.
Dengan obyek yang diwarnai, koordinasi motorik halus anak dilatih. Semakin sering mewarnai, kemampuan koordinasi visual motoriknya pun semakin baik. Sebab, anak belajar menangkap coretan pada bidang tersedia dan mengisinya dengan berbagai warna secara tepat.
Setelah memahami beragam warna, anak bisa menuangkan imajinasinya secara bebas. Misalnya, anak boleh saja memilih warna selain hijau untuk pohon. Bisa juga anak mencampur warna coklat dan biru. Kebebasan ini memberi pengalaman dan mengembangkan kreativitas anak.
Kebebasan berimajinasi
"Kadang pengajar konvensional tidak memberi kesempatan pada anak untuk kreatif. Misalnya awan harus selalu biru, padahal anak sebaiknya dibebaskan untuk mengembangkan imajinasinya. Baru setelah menggunakan warna yang berbeda, bisa digali apa tujuannya memberi warna seperti itu.
Setelah memberikan kebebasan berimajinasi, diperlukan pula umpan balik. Meski demikian, orangtua atau guru perlu memberikan respons positif pada apa pun yang dikerjakan anak. Selanjutnya, baru orangtua atau guru mengarahkan dengan informasi yang benar serta membiarkan anak mengambil kesimpulan sendiri. Proses pembelajaran ini membuat anak kreatif, berani, dan aktif berinteraksi.
Warna maupun gambar yang dicoretkan anak, juga menyimbolkan ekspresi perasaan, emosi, keinginan, kebutuhan. Karenanya, dari objek atau warna yang dominan serta respons anak terhadap media bisa dikenali perasaan anak.
KOMPAS